GAWEANKITO Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, dilihat dari sisi dolar AS sebenarnya masih konsolidasi. Tapi, rupiah mendapat tekanan dari sisi risiko susutnya investasi di Indonesia seiring outlook inflasi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya bakal dinaikkan per 1 April
2012. Di sisi lain, lanjutnya, rupiah juga mendapat sentimen negatif dari outlook defisit perdagangan Indonesia untuk 2012. "Karena itu, rupiah mencapai level terlemahnya 9.185 dan 9.153 sebagai level terkuatnya dari posisi pembukaan 9.166 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (20/3).
Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (20/3) ditutup melemah 56 poin (0,61%) ke level 9.179/9.189 per dolar AS dari posisi kemarin 9.123/9.133. Christian menjelaskan, neraca perdagangan RI diprediksi mencapai di atas 4% pada 2012 sebagaiman dinyatakan oleh Wakil Presiden Boediono. "Hal ini akan menjadi kenyataan jika pemerintah tidak mengantisipasi imbas kenaikan harga minyak global," tuturnya.
Di sisi lain, lanjutnya, rupiah juga mendapat tekanan negatif dari kenaikan yield obligasi Indonesia untuk tenor 10 tahun. "Hingga lelang hari ini, yield obligasi RI naik sebesar 80 basis poin dalam 30 hari terakhir dari 5,16% ke level 5,94%," paparnya.
Kenaikan ini, lanjut dia, juga masih dipicu oleh kecemasan pasar atas inflasi tinggi yang akan mendongkrak kenaikan BI rate. "Yield obligasi, seiring juga dengan kenaikan BI rate," timpal Chistian.
Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat 0,20% ke level 79,87 dari sebelumnya 79,71. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat ke level US$1,3219 dari sebelumnya US$1,3237 per euro," imbuh Christian.
Dari bursa saham, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, Hang Seng Index (HSI) ditutup turun ke bawah level psikologis 21.000, tapi masih jauh dari support 20.500. “Selain itu, masih ada gap kecil di atas 20.900 yang terlewati,” ujarnya.
Satrio menjelaskan, HSI masih dalam trend turun yang kuat. “Tapi, apa mau dikata, semua tergantung dari Dow Jones Industrial Index (DJI). Posisi HSI yang turun agak dalam seperti ini, terkadang malah bisa jadi sentimen positif kalau DJI ternyata tidak turun,” paparnya.
Dengan pelemahan tipis sebesar 2,57 poin (0,06%) ke level 4.022,1680, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) masih berada di atas support 3.980-4.000. Level psikologis 4.000 bahkan belum disentuh hingga sore hari ini.
“Apakah IHSG akan melanjutkan turun ke 3700-3.900? Semua masih belum jelas karena suport tersebut masih bertahan. Disisi lain, kalau berharap IHSG mau rebound, belum ada sentiment positif,” imbuhnya.
2012. Di sisi lain, lanjutnya, rupiah juga mendapat sentimen negatif dari outlook defisit perdagangan Indonesia untuk 2012. "Karena itu, rupiah mencapai level terlemahnya 9.185 dan 9.153 sebagai level terkuatnya dari posisi pembukaan 9.166 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (20/3).
Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (20/3) ditutup melemah 56 poin (0,61%) ke level 9.179/9.189 per dolar AS dari posisi kemarin 9.123/9.133. Christian menjelaskan, neraca perdagangan RI diprediksi mencapai di atas 4% pada 2012 sebagaiman dinyatakan oleh Wakil Presiden Boediono. "Hal ini akan menjadi kenyataan jika pemerintah tidak mengantisipasi imbas kenaikan harga minyak global," tuturnya.
Di sisi lain, lanjutnya, rupiah juga mendapat tekanan negatif dari kenaikan yield obligasi Indonesia untuk tenor 10 tahun. "Hingga lelang hari ini, yield obligasi RI naik sebesar 80 basis poin dalam 30 hari terakhir dari 5,16% ke level 5,94%," paparnya.
Kenaikan ini, lanjut dia, juga masih dipicu oleh kecemasan pasar atas inflasi tinggi yang akan mendongkrak kenaikan BI rate. "Yield obligasi, seiring juga dengan kenaikan BI rate," timpal Chistian.
Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS menguat 0,20% ke level 79,87 dari sebelumnya 79,71. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat ke level US$1,3219 dari sebelumnya US$1,3237 per euro," imbuh Christian.
Dari bursa saham, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, Hang Seng Index (HSI) ditutup turun ke bawah level psikologis 21.000, tapi masih jauh dari support 20.500. “Selain itu, masih ada gap kecil di atas 20.900 yang terlewati,” ujarnya.
Satrio menjelaskan, HSI masih dalam trend turun yang kuat. “Tapi, apa mau dikata, semua tergantung dari Dow Jones Industrial Index (DJI). Posisi HSI yang turun agak dalam seperti ini, terkadang malah bisa jadi sentimen positif kalau DJI ternyata tidak turun,” paparnya.
Dengan pelemahan tipis sebesar 2,57 poin (0,06%) ke level 4.022,1680, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) masih berada di atas support 3.980-4.000. Level psikologis 4.000 bahkan belum disentuh hingga sore hari ini.
“Apakah IHSG akan melanjutkan turun ke 3700-3.900? Semua masih belum jelas karena suport tersebut masih bertahan. Disisi lain, kalau berharap IHSG mau rebound, belum ada sentiment positif,” imbuhnya.
sumber www.inilah.com
Komentar
Posting Komentar