Allah SWT berfirman:
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang- orang yang beriman, mereka mengatakan; kami telah beriman. Dan bila mereka kembali kepada syaitan- syaitan mereka, mereka mengatakan; seseungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok – olok”. ( Al- Baqarah, ayat: 14 )
Munafik adalah gambaran yang diberikan dari ayat diatas harus kita kaji secara mendalam makna kemunafikan itu di kehidupan dewasa ini. Semua kalangan merasa pernah terjerumus dalam aksi munafik, apalagi kondisi individu atau masyarakat pada detik itu harus bersandar pada sifat kemunafikan. Kondisi lingkungan bisa melahirkan atau mengajak kita untuk menggunakannya, karna tampa itu bisa saja nyawa berpisah dari tubuh, contohnya: konflik dll.
Munafik didalam kondisi konflik hanya dianggap sebagai senjata pelindung untuk menyelamatkan diri dari ancaman dan aniaya, hal ini bisa diampuni dan menjadi salah satu toleransi hukum atas dasar pertimbangan mudharat yang terjadi saat itu. Akan tetapi kemunafikan yang terjadi pada dewasa ini merupakan sifat yang tercela dan cenderung memihak kepada keuntungan serta melahirkan fitnah yang keji.
Kita biasa menyaksikan aksi munafik ini terjadi dikalangan keluarga, organisasi, pemerintahan dan lingkungan masyarakat pada umumnya. Sifat upat dan mengasut bukanlah aksi yang langka dilingkungan kita, tapi sudah menjadi satu kebiasaan yang akrab bersemanyam pada setiap individu.
Sifat dan aksi yang menjadikan kita sebagai orang – orang munafik perlu dicegah baik dalam rumah tangga, lingkungan dan pemerintahan. Jika saja kita bisa menjauh dari sifat munafik ini, yakinlah bangsa yang sanggup alpa dari hal tersebut akan menjadi bangsa yang maju, damai dan sejahtera secara keseluruhan.
Mari kita selaku bangsa Indonesia bersatu untuk melawan sifat yang memang merupakan satu wabah yang sangat berbahaya bagi setiap individu, bangsa dan agama. Jadikanlah Indonesia sebagai bangsa yang jauh dari sifat – sifat buruk yang merugikan bangsa dan agama, untuk mewujudkan ini semua diperlukan kesadaran setiap individu untuk menjaga dan menerapkannya dalam keluarga sehingga terbentuk dinegara kelak.
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang- orang yang beriman, mereka mengatakan; kami telah beriman. Dan bila mereka kembali kepada syaitan- syaitan mereka, mereka mengatakan; seseungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok – olok”. ( Al- Baqarah, ayat: 14 )
Munafik adalah gambaran yang diberikan dari ayat diatas harus kita kaji secara mendalam makna kemunafikan itu di kehidupan dewasa ini. Semua kalangan merasa pernah terjerumus dalam aksi munafik, apalagi kondisi individu atau masyarakat pada detik itu harus bersandar pada sifat kemunafikan. Kondisi lingkungan bisa melahirkan atau mengajak kita untuk menggunakannya, karna tampa itu bisa saja nyawa berpisah dari tubuh, contohnya: konflik dll.
Munafik didalam kondisi konflik hanya dianggap sebagai senjata pelindung untuk menyelamatkan diri dari ancaman dan aniaya, hal ini bisa diampuni dan menjadi salah satu toleransi hukum atas dasar pertimbangan mudharat yang terjadi saat itu. Akan tetapi kemunafikan yang terjadi pada dewasa ini merupakan sifat yang tercela dan cenderung memihak kepada keuntungan serta melahirkan fitnah yang keji.
Kita biasa menyaksikan aksi munafik ini terjadi dikalangan keluarga, organisasi, pemerintahan dan lingkungan masyarakat pada umumnya. Sifat upat dan mengasut bukanlah aksi yang langka dilingkungan kita, tapi sudah menjadi satu kebiasaan yang akrab bersemanyam pada setiap individu.
Sifat dan aksi yang menjadikan kita sebagai orang – orang munafik perlu dicegah baik dalam rumah tangga, lingkungan dan pemerintahan. Jika saja kita bisa menjauh dari sifat munafik ini, yakinlah bangsa yang sanggup alpa dari hal tersebut akan menjadi bangsa yang maju, damai dan sejahtera secara keseluruhan.
Mari kita selaku bangsa Indonesia bersatu untuk melawan sifat yang memang merupakan satu wabah yang sangat berbahaya bagi setiap individu, bangsa dan agama. Jadikanlah Indonesia sebagai bangsa yang jauh dari sifat – sifat buruk yang merugikan bangsa dan agama, untuk mewujudkan ini semua diperlukan kesadaran setiap individu untuk menjaga dan menerapkannya dalam keluarga sehingga terbentuk dinegara kelak.
Komentar
Posting Komentar